Menjadi salah satu kota metropolitan di
Indonesia, Kota Bandung harus bersifat terbuka serta memiliki berbagai
peran dan fungsi, berbagai tantangan sekaligus ancaman terhadap
pemberlakuan pasar bebas mengharuskan Kota Bandung menjadi menjadi kota
yang memiliki daya saing paling kompetitif dibanding kota-kota lainnya
dengan memamfaatkan secara optimal dan sinergis berbagai potensi dan
daya tarik yang dimiliki dalam era pasar bebas.
Era liberalisasi perdagangan dicirikan maraknya produk impor sebagai
intervesi komoditas produk asing yang masuk bebas tanpa terbendung lagi
sehingga cenderung mengubah pola ekonomi dari industri ke perdagangan,
sehingga dibutuhkan akselerasi pengembangan usaha yang berdaya saing
tinggi dan serangkaian langkah strategis untuk tetap memperkuat
prioritas kebutuhan dalam menggerakan sektor riil, salah satunya adalah
optimalisasi tujuh kawasan perindustrian dan perdagangan.
Pemerintah Kota Bandung menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan
industri dan perdagangan dengan mengembangkan tujuh kawasan sentra
industri perdagangan antara lain Sentra Industri Dan Perdagangan Rajutan
Binongjati, Sentra Perdagangan Kain Cigondewah, Sentra Perdagangan
Jeans Cihampelas, Sentra Industri Kaos Suci, Sentra Industri Sepatu
Cibaduyut, Sentra Industri Tahu & Tempe Cibuntu dan terakhir Sentra
Industri Boneka Sukamulya Sukajadi Kota Bandung, menjadi kawasan
industri potensial, menjadi ikon Kota Bandung yang mendorong
meningkatnya kota tujuan wisata.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, DR. H. Edi Siswadi, M.Si.,
mengatakan, “core bisnis kita memang di industri kreatif dan KUKM, dari
bisnis itulah yang membuat ekonomi kita tumbuh berkembang dan memberikan
kontribusi terhadap lapangan pekerjaan, terhadap pendapatan perkapita
dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah, ke depan tahun 2013 kita all out
KUKM dan industri kreatif menjadi ikon bisnis kita dan bagian kebijakan
kita” ungkapnya saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi dan
Evaluasi Program Revitalisasi 7 Sentra Industri dan Perdagangan Kota
Bandung, di Auditorium Rosada, Jl. Wastukancana No.2, selasa (06/03).
Edi melanjutkan, “Oleh karena itu semua pihak pemerintah,
stakeholder, dan pengusaha harus dimulai dari sekarang kita bergerak
merumuskan, berpikiran sama bahwa rakyat Bandung bisa sejahtera ketika
core bisnisnya ada kekuatan pendorong yang luar bisa, jangan sampai
telat berpikir, telat merencanakan apalagi telat mengalokasikan dana,
bisa-bisa mereka bangkrut, karena itu kita harus berpikir cepat,
bertindak tepat, mengidentifikasi masalah dari hulu sampai hilir,”
tegasnya.
Sebagai kawasan yang telah cukup lama dikenal masyarakat baik lokal,
regional bahkan mancanegara, kawasan industri sekaligus kawasan wisata
belanja ini harus dapat memberikan kenyamanan, Tidak saja nyaman dari
aspek infrastuktur jalannya, lahan parkir, drainage dan trotoar tapi
juga kawasannya yang berwawasan lingkungan dan berwawasan K3 (tertib,
bersih dan indah).
Namun dikemukakan Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah
Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, Drs. Ema Sumarna, M.Si,
permasalahan-permasalahan umum yang menjadi penghambat berkembangnya
sentra-sentra industri tersebut, “dari data tahun 2011 Sentra sepatu
Cibaduyut mempunyai jumlah unit usaha sebanyak 577 dengan investasi Rp.
19 milyar, menyerap jumlah tenaga kerja tiga ribu orang, yang menjadi
permasalahan harga bahan baku relatif tinggi, produk belum
terstandarisasi, daya tarik menjadi buruh dan membuat sepatu menurun
karena upah rendah, dan infrastuktur yang belum memadai seperti lahan
parkir, drainase dan trotoar,” lapornya.
“Permasalahan umum yang terjadi di sentra rajut Binongjati adalah
fluktuasi harga benang, akses jalan masuk dan tidak adanya showroom
karena persoalan lahan yang tidak rasional meminta harga jual 25
juta/meter namun akses masuk rencananya berubah tidak dari Jalan Ibrahim
Adjie tapi bergeser ke arah utara, di sentra Jeans Cihampelas dan
Sentra tekstil produk tekstil cigondewah permasalahan umum antara lain
terbatasnya lebar jalan, tempat parkir, dan belum tersedianya UPP dan
UPT,” papar Ema.
Edi mengungkapkan harapannya, “semuanya berawal dari mimpi kita
bersama bagaimana rakyat Bandung bisa sejahtera, industri perdagangan
bisa berjalan dengan baik, koperasi bisa tumbuh dengan aset dan modal
yang semakin meningkat yang pinjam semakin sedikit yang menyimpan
semakin banyak, dan mimpi tersebut dapat diwujudkan bila kita berpikiran
sama, kompak, kuat, serta mempunyai visi yang sama ingin
memsejahterakan rakyat” ungkapnya.
dari bandung.go.id
SUMBER : http://sentraindustribandung.com
0 komentar:
Posting Komentar
Sampaikan Komentar Anda Untuk Mengoreksi Artikel Yang di Baca, Sebagai Masukan Bagi Kami Untuk Meningkatkan Kualitas Tulisan.