Bandung memiliki 7 Kawasan industri dan
perdagangan yang berpotensi menjadi pusat bisnis sekaligus tempat wisata
industri berkelas internasional di masa yang akan datang. Pemerintah
setempat bersama pelbagai pihak tengah bahu membahu mewujudkannya.
Seperti apakah potensi ketujuh kawasan itu?
Bandung lautan api. Itu dulu. Kini, semangat membakar Kota Bandung
agar tak dikuasi penjajah kolonial itu telah berubah menjadi semangat
membakar gairah ekonomi kota Bandung untuk mewujudkannya sebagai lautan
rupiah. Impian ini tentu bukan tanpa alasan. Pasalnya, kota ini memiliki
beragam potensi, baik dari sektor industri, perdagangan, pariwisata dan
juga jasa.
Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Bandung juga dikenal dengan
peran dan fungsinya sebagai Pusat Pemerintahan, Kota Pendidikan, Kota
Industri Kreatif, Kota Pelayanan Jasa/Perdagangan, Kota Tujuan Wisata,
dan Kota Budaya. Maka, tak mengherankan pula bila perkembangan dan
perubahan kota yang telah menginjak umurnya yang ke-201 tahun ini pun
sangat pesat.
Untuk diketahui, kota dengan luas 167,67 km2 ini
berpenduduk 2.457.686 jiwa (Data BPS tahun 2010) memiliki potensi
perekonomian luar biasa. Ia memiliki potensi-potensi industri dan
perdagangan yang cukup potensial untuk ditumbuh kembangkan agar lebih
optimal sebagai sumber kesejahteraan rakyat.
Ketujuh kawasan itu adalah; 1) Sentra Industri Sepatu Cibaduyut yang
mempunyai keunggulan dalam pembuatan sepatu dengan teknik “HAND MADE”
yang harus tetap dipertahankan. 2) Sentra Industri Rajut Binong Jati
dengan capaian omzet rata-rata/hari 600 – 800 juta rupiah. 3) Sentra
Kaos dan Sablon Suci dengan jangkauan pasar yang luas dan dikenal
diseluruh kota di Indonesia. 4) Sentra Perdagangan Jeans Cihampelas yang
terkenal dengan model-modelnya yang selalu up to date. 5) Sentra
Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah yang memiliki daya tarik pada
harga jualnya yang relatif murah. 6) Sentra Tahu dan Tempe Cibuntu yang
memiliki rasa yang khas dan berbeda dengan tahu dari daerah-daerah
lain. 7) Sentra Boneka Sukamulya yang mempunyai keunggulan kualitas dan
harga yang bersaing.
Menurut Hani Nurrosjani, Kepala Bidang Industri Disperindag Kota
bandung, ketujuh kawasan ini tengah dikembangkan secara serius oleh
Pemerintah setempat dengan mensinergikan seluruh program dari
pihak-pihak yang terkait. Untuk Diperindag misalnya, selama ini terus
aktif memberikan kegiatan pelatihan peningkatan mutu produk, manajemen
promosi dan pemasaran serta pembinaan berkelanjutan terkait dengan tren
dan perkembangan yang terjadi di luar.
Apa yang dilakukan Disperindag Bandung sejalan dengan domain dan
kebijakan yang diambil oleh Kementerian Perdagangan, yakni lebih fokus
kepadan upaya meningkatkan kompetensi para UKM, baik dalam produksi,
promosi dan pemasarannya. “Ke depannya, kami berharap UKM tidak hanya
memiliki kemampuan dan keunggulan dalam produksi saja, tapi mereka juga
bisa membaca kebutuhan pasar berapa dan harga yang layak berapa. Untuk
itu, dalam pembinaan UKM ini kita isi dengan berbagai materi pelatihan
yang mendukung hal itu. Dan kami pun terus memfasilitasi mereka dengan
pameran-pameran,” tutur Dirjen PDN Gunaryo kepada Info PDN di kantornya
19 Maret lalu .
Perhatian dan tindakan nyata pemerintah tersebut diakui oleh para
pelaku UKM di 7 sentra industri dan dagang di kota Bandung ini.
“Perhatian pemerntah kepada UKM di 7 kawasan ini sudah banyak. Saya
mengucapkan terima kasih kepada pemerintah,” ujar H. Marnawie Munamah,
pedagang dan sekaligus koordinator koperasi pengrajin sentra kaos dan
sepanduk Suci.
Menurut H Marnawie, selama ini Kemendag telah banyak melakukan
pembinaan, baik melalui pelatihan, pameran-pameran dan pertemuan dengan
pengusa-pengusaha besar. Bahkan, kata Marnawie, pelatihan-pelatihan
untuk peningkatan dan pengembangan SDM UKM yang dilakukan pemerintah
selama ini sudah cukup baik. “Kami mendapatkan pelatihan tentang
bagaimana mendisain produk ini supaya daya jualnya lebih tinggi dan
sestem pemasarannya. Alhamdulillah, berkat itu semua order kita bisa
lebih banyak,” tutur Marnawie.
Tantangan dan kendala
Soal masa depan 7 kawasan bisnis itu, Disperindag Bandung pun sangat
optimis bakal terwujud sebagai pusat industri dan bisnis berkelas
internasional. Apalagi, berbagai upaya pembinaan SDM telah mereka
upayakan. “Kami bertekad menjadikan 7 kawasan ini sebagai pusat
perdagangan dan pusat industry, sehingga ke depannya benar-benar bisa
menjadi ikon ekonomi dan sekaligus budaya Kota Bandung,” tuturnya kepada
Info PDN saat mengantar kami melakukan kunjungan ke 7 kawasan tersebut,
pada pertengahan bulan Maret 2012 lalu. Bahkan, dalam waktu dekat
Disperindag berencana akan membangun Unit Pelayanan Promosi (UPP) di
tiap sentra.
Namun, menurut Hani masih ada sejumlah kendala dan tantangan yang
harus diselesaikan untuk mewujudkan impian tersebut, terutama dalam
persoalan infrastruktur. Hal serupa diungkapkan oleh Ina Primiana, Guru
besar FEB, Unpad. Menurutnya, ada beberapa yang hal yang harus
dilakukan untuk mendukung program tersebut, yaitu menyediakan
kemudahan akses /connectivity dan infrastruktur sejak wisatawan masuk
kota Bandung, membangun kekhasan lokasi dan membuat wisatawan tertarik
datang ke lokasi bekerjasama dengan komunitas kreatif, dan bekerjasama
untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menjadikan repeat customer
“Untuk mengembangkan 7 kawasan sebagai Pusat Bisnis harus fokus dan
merupakan satu kesatuan, agar wisatawan datang tidak hanya di satu
tempat , tetapi ke beberapa tempat, menumbuh kembangkan semua kawasan.
Strateginya jangan wisatawan hanya datang ke satu tempat dan semua
sudah didapat. Biarkan mereka lebih lama di kota Bandung,” imbuhnya pada
saat menyampaikan makalahnya dalam Seminar Pengembangan 7 kawasan Kota
Bandung dalam Era Liberalisasi Perdagangan , Bandung, 24 November 2011
lalu. (Ccp/Ags/AMF)
Sumber : http://sentraindustribandung.com
0 komentar:
Posting Komentar
Sampaikan Komentar Anda Untuk Mengoreksi Artikel Yang di Baca, Sebagai Masukan Bagi Kami Untuk Meningkatkan Kualitas Tulisan.